buku tamu

LETAKKAN KODE SHOUTBOX, FOLLOWBOX, DLL TERSERAH ANDA DISINI

Tuesday 10 November 2015

REVIEW - Seperti Dendam Rindu Harus dibayar Tuntas



Judul : Seperti Dendam Rindu Harus dibayar Tuntas
Penulis : Eka Kurniawan
Genre : Fiksi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 242 Halaman
Cetakan Pertama : Mei 2014


Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Jangan pernah tertipu dengan covernya yang unyu-unyu itu yah.

saya menemukan buku ini diantara rak toko buku gramedia Blok.M. dan pernah beberapa kali mampir di blognya si penulis, Ekakurniawan.com . Seorang sastrawan lulusan UGM. Buku ini terbit tahun lalu dengan jarak cukup jauh dari novel sebelumnya, Lelaki Harimau.

Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang. Di tengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidpan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya

Seperti dendam Rindu dibayar tuntas menceritakan keseharian Ajo kawir dan sahabatnya, Si Tokek yang hobi berkelahi semenjak “burung” Ajo kawir tidak bisa bangun. Ajo kawir sudah mencoba berbagai cara untuk membuat burungya kembali seperti semula namun gagal. Mulai dari mengoleskan cabai,menyengatnya dengan lebah, pergi ke tempat pelacuran sampai hampir memotong burungnya dengan kapak. Burungnya tetap teguh pada pendiriannya. Tetap tertidur tenang dan tidak ada tanda-tanda ingin bangun.

tidak ada yang lebih menghinakan pelacur kecuali burung yang tak bisa berdiri.” Hal 40

Rasa frustasinya kembali menjadi-jadi kala ia menyukai seorang gadis, Iteung. Iteung yang sudah kadung cinta mati sama Ajo kawir akhirnya mau menerima kekurangan Ajo kawir.

"Apa yang akan kau lakukan dengan lelaki yang tak bisa ngaceng?” Tanya Ajo kawir. “aku akan mengawininya” hal 90

Mereka menikah dan hidup bahagia

Hidupku mungkin tidak sempurna. Aku tak memiliki kemaluan yang bisa berdiri. Tapi aku memiliki pernikahan yang indah. Dan akan ada keluarga yang bahagia. –Ajo kawir. Hal 114

sampai pada kenyataan bahwa Iteung Hamil. Iteung hamil oleh laki-laki lain dan akhirnya Ajo Kawir memutuskan untuk berekelana menjadi supir truk Jawa-Sumatra. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah tulisan dibelakang truk Ajo Kawir. Saat menjadi supir truk-lah Ajo Kawir mulai meninggalkan kebiasaannya untuk berkelahi. Ia mulai bisa menerima jika burungnya memang tidak ingin bangun. Itulah yang akhirnya dijadikan filosofi hidupnya. Burung itu menginginkan kedamaian juga dalam hidup Ajo Kawir. Hingga akhirnya ia mamutuskan untuk berhenti berkelahi walaupun Si Kumbang sangat ingin berduel dengannya ataupun saat Mono Ompong hampir mati karena berkelahi dengan Si kumbang.

Hidup dalam kesunyian. Tanpa kekerasan, tanpa kebencian. aku berhenti berkelahi untuk apapun. Aku mendengar apa yang diajarkan Si Burung” – Ajo Kawir. Hal 123

Kenapa saya tertarik dengan buku ini? Karena saya tau bahwa karya Eka Kurniawan yang lain (Cantik itu luka dan lelaki Harimau) sudah di terjemahkan ke beberapa bahasa asing. walaupun saya juga belum membaca kedua novel itu. :D

buku ini tidak terlalu tebal. Hanya 242 halaman dan saya selesaikan dalam waktu dua hari. Eka Kurniawan memilih Cover yang begitu apik untuk menggambarkan isinya. burung yang tertidur pulas.

Penulis menyediakan tema yang Unik dengan latar belakang yang juga Unik. Bayangkan saja. Bagaimana mungkin “Burung” Ajo Kawir tidak bisa bangun hanya karena melihat Si Rona Merah di perkosa oleh dua orang Polisi. Sesuatu yang terasa ganjil namun bisa menjadi realitas dalam novel ini.

Eka Kurniawan juga menyuguhkan Tokoh yang begitu berkarakter dan unik sehingga pembaca tidak akan dibuat bingung oleh banyaknya pemain. Ajo Kawir, Si Tokek (sahabatnya Ajo Kawir), Rona Merah, iwan Angsa, Wa Sami, Si Macan, Iteung, Janda Muda, Budi Baik, Mono Ompong dan nama-nama unik lainnya akan kalian jumpai di buku ini

Plot yang dibuat secara maju-mundur-maju-mundur Cantik membuat saya tidak terlalu kesulitan untuk menangkap karena tiap kalimatnya dibuat sepadat mungkin. Tidak terlalu banyak ataupun boros kata. Mudah sekali dicerna, bahkan saya seperti membaca sebuah dongeng.

namun yang perlu diperhatikan adalah, buku ini termasuk katagori buku dewasa. Dibelakang buku ini akan kalian temukan angka 21+. yang artinya hanya boleh dibaca oleh orang diatas umur 21 tahun. karena memang dalam buku ini tersebar beberapa kata yang mungkin menurut orang agak kurang pantas.

“Hanya orang yang nggak bisa ngaceng, bisa berkelahi tanpa takut mati”

Cukup Frontal untuk dijadikan kalimat pembuka. Tapi itulah Eka Kurniawan.Jika penulis-penulis lain mencoba mencari kata-kata yang lebih pantas untuk menggambar sesuatu, lain halnya dengan Eka Kurniawan. Eka kurniawan memberikan sesuatu yang terasa bebas, tidak di tahan-tahan, tidak berusaha diperbaiki dengan bahasa halus dan benar-benar orisinil. makannya jangan heran kalau dalam novel ini banyak kata-kata umpatan ataupun kata-kata yang terkesan jorok yang pastinya tidak untuk dibaca oleh anak-anak kecil.

Kemaluan bisa menggerakkan orang dengan biadab. Kemaluan merupaka otak kedua manusia, seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa dilakukan kepala”- Ajo Kawir. Hal 126

Untuk kalian yang hanya sekedar suka baca atau mungkin tidak suka baca tapi iseng membaca novel ini. Mungkin kalian akan berfikir bahwa novel ini semacam stensil murahan. Tapisaya akan bilang bahwa novel ini bagus. Eka Kurniawan memiliki keberanian yang tidak dimiliki oleh penulis-penulis lain mulai dari tema, tokoh dan pemilihan kata.

Eka kurniawan menyuarakan kebebasan dalam setiap penggalan katanya. Saya sedikit berfikir apakah editor akan tetap menerbitkan buku ini seandainya ini bukanlah karya Eka Kurniawan yang sudah sukses dengan Cantik Itu Luka dan Lelaki Hariamunya.?Apakah Editor perlu berfikir panjang untuk menerbitkan buku ini tanpa merubah satupun kata dalam buku ini?

dunia memang tidak adil. Dan jika kita tahu ada cara membuatnya adil, kita layak untuk membuatnya jadi adil. – Iwan Angsa. Hal 48

Kita tidak bisa menghentikan seseorang dari jatuh cinta. bahkan orang yang jatuh cinta itu sendiri. Jatuh cinta itu seperti penyakit. Ia bisa datang kapan saja, seperti kilat dan geledek, dan bisa tanpa sebab apapun. – Si Tokek. Hal 64

Tidak ada yang lebih indah didunia ini jika kau bisa mati ditangan orang yang kau cintai. –Si Tokek. Hal 83